Rabu, 23 Januari 2013

Negara Libya Riwayatmu dulu

Sejak krisis berdarah di ibukota Libya, Tripoli, maka negara ini jadi terkenal seantero dunia, negara yang dipimpin Muammar Al-Qaddafi  ini merupakan salah satu negara Muslim yang ada di jagad ini.   Krisis berdarah Libya ini mungkin ada hubungannya dengan revolusi Mesir. Tapi kali ini, kami ini tidak akan membahas tentang krisis berdarah atau revolusi libya, tapi hanya igin membahasa hal-hal ringan seputar Libya.
 
Dinegara ini akan tampak reruntuhan sisa-sisa kejayaan Romawi Kuno, yang jaya pada zamannya, peninggalan-peninggalan romawi Kuno ini banyak dijadikan sebagai tempat wisata kebudayaan di Libya.

Libya terletak dikawasan utara benua Hitam Afrika. Adapun batas-batasnya sebagai berikut: berbatasan dengan laut tengah, mesir disebelah timur, sudan di tenggara, chad dan Niger di selatan, serta al jazair da Tunisia disebelah barat.

Ibukota negara Libya adalah Tripoli. Tripoli sendiri terbagi kedalam beberapa kota, yakni: Tripolitania, Fezzah, dan Curennaica.
Asal kata Libya, berasal dari bahasa Mesir “Lebu”. Yang berati orang-orang bar-barian yang berasal dari lembah sungai Nil. Menurut fakta sejarah sebelum menjadi Negara independen, Libya merupakan salah satu wilayah kekuasaan khalifah islamiah sejak invansi dakwah Islam ke kawasan utara Afrika yang kemudian dikenal dengan Arab Barat. Kondisi ini berlangsung sampai masa pemerintahan turki utsmani berkuasa ( abad 16-20 M ).

Secara gamblang penduduk yang bermukim di Libya terdiri dari tiga etnis, pertama: etnis asli barbar ( keturunan kaum tawariq) atau bangsa arab yang datang sejak abad ke-7 M, kedua: etnis Turki dan Albania yang datang pada masa kekuasaan Turki utsmani, dan ketiga: etnis Italy yang datang sejak masa penjajahan Italy atas Libya tepatnya pada tahun 1911 M.
Pada pemerintahan turki utsmani Libya tumbuh dengan pesat, apalagi ditambah dengan hadirnya suatu gerakan oposisi yang bersifat sufistik dan perjuangan politik, gerakan tersebut adalah Tarekat sufi Sanusiah. Pada kenyataannya kelompok ini menjadi suatu gerakan oposisi yang sangat kuat, yang memang juga termasuk gerakan sosial keagamaan dan politik .
Di tahun 1911 M Libya mulai di gerogoti serta di jajah oleh para penguasa Italy, dengan masuknya pasukan Italy di pinggiran kota Libya serta terus bercokolan di kawasan itu, bahkan dengan melontarkan tekanan-tekanan militer terhadap masyarakat Libya yang bertujuan merebut kekuasaan Libya dari tangan Turki utsmani.
dalam perjalanannya, penjajahan yang di luncurkan oleh penguasa Italy tersebut tidaklah semulus dengan apa yang mereka harapkan, banyak perlawanan yang cukup sengit dari rakyat Libya, terutama mereka yang bergabung dalam gerakan Sanisiah, perlawanan tersebut berupa penekanan kaum penjajah dengan aksi perang gerilya, seperti yang di komandoi oleh syahid Umar mukhtar yang sempat bikin gerah kaum penjajah Italy dengan berbagai kerugian yang mereka tanggung, yang kemudian berakhir pada eksekusi Umar mukhtar di tiang gantungan oleh penjajah Italy .
perjuangan rakyat Libya tidak berhenti sampai disitu, mereka terus mengadakan perlawanan terhadap kaum penjajah sampai mereka meraih kemerdekaan yang diiringi dengan berakhirnya perang dunia ke-2 setelah isu kolonialisme menjadi tidak popular lagi, dan banyak sanggahan oleh masyarakat dunia serta mendapat perlawanan sengit dari Negara-negara terjajah.
Kemerdekaan Libya dengan di deklarasikannya Negara monarki Libya pada 24 September 1951 dengan lagu kebangsaan Allahu akbar oleh raja Idris I, beliau merupakan cucu dari pendiri gerakan as-Sanusiah, atas bantuan inggris dan soviet serta pengakuan dari PBB, Libya pun mengangkat bendera hijau sebagai lambang kemerdekaannya.
Bermula dari kepemimpinan raja Idris inilah Libya mulai mengembangkan sayapnya dengan Negara-negara tetangga baik barat maupun dunia Islam secara menyeluruh. Ditambah lagi pada saat ditemukannya sumber minyak Libya sekitar tahun 1953, dan dimualinya eksploitasi pada tahun 1956, dan Libya mulai melakukan aksi penjualan minyak ke eropa sejak tahun 1967.
Secara lebih mendasar ekonomi Libya lebih bersandar pada hasil minyak bumi dari pada sumber lain seperti pertanian, hasil laut, pertambangan selain minyak, dan perdagangan. Melalui hasil minyak inilah perkembangan Libya nampak begitu pesat, dapat disaksikan dari keberlangsungan hidup masyarakat yang samakin mapan, pembangunan yang terus bergilir di setiap tempat, dan perkembangan lainnya.
itulah sedikit tentang profil negara Libya, yang kini mulai tercabik-cabik oleh krisis atau revolusi, yang mulai berhembus dinegara-negara yang mayoritas beragama Islam. Pertanda apakah sebenarnya ini?????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar